Kamis, 15 Desember 2011

Anak Tuna Laras


Gangguan emosi adalah ketidak mampuan yang ditandai dengan merespon perilaku dan emosional dalam program program pembelajaran sangat tidak sesuai dengan usia,budaya atau norma-norma etnis yang berdampak buruk pada pendidikannya.gangguan emosi adalah mengalami gangguan atau merasa kurang senang menghadapi pergaulan, tidak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup bergaul.
Anak tuna laras adalah anak yang mengalami hambatan emosi dan tingkah laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dan hal ini akan mengganggu situasi belajarnya(Somantri, 2006). Anak tunalaras sering juga disebut anak tunasosial karena tingkah laku anak ini menunjukkan penentangan terhadap norma-norma sosial yang ada di masyarakat. Timbul gagasan bahwa istilah yang paling tepat adalah mengganggu tingkah laku (behavior disolder).
Anak luar biasa adalah anak yang mengalami gangguan atau hambatan perkembangan baik fisik maupun mentalnya sehingga mereka membutuhkan perhatian dan layanan khusus,hal ini dengan tujuan agar mereka mampu menjalani kehidupan sehari-hari tanpa membutuhkan orang lain. Salah satu anak yang mengalami hambatan atau gangguan yaitu anak tunalaras. Orang tua atau guru harus bisa mendeteksi dini kalau anaknya mengalami hambatan, hal ini bertujuan agar kelainan yang dialami anak tidak berkembang atau bertambah parah. Misalnya kalau anak mengalami ketunalarasan maka pihak yang bersangkutan harus cepat mencengahnya, agar kelainannya tidak bertambah parah. Dimana kalau anak hidup dalam kelurga yang bisa menghargai dan mendidik anak dengan baik maka anak akan bisa tumbuh kembang dengan baik dan begitu juga sebaliknya karena keluarga tempat yang paling utama anak mendapat pendidikan. Dalam lingkungan keluaga anak mendapat pendidikan yang baik, tapi lingkungan tidak baik maka anak juga bisa mempunyai sifat atau kelainan misalnya suka membuat keributan dan cemas orang lain. Untuk mengatasi terjadinya kelainan tersebut yaitu dengan lebih memperhatikan anak baik dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.  Kalau anak sudah mempunyai prilaku dan emosi yang tidak sesuai dengan usianya maka, keluarga harus menerima anak tanpa mengabaikannya. Dan langkah yang harus dilakukan adalah bagaimana agar anak bisa keluar dari gangguan prilaku yang dialaminya.

Tidak ada komentar: