Jumat, 27 April 2012

Cara Membentuk Badan SixPack


Yuk share tentang cara lelaki membentuk badannya “Six Pack”. Biasanya ada dua macam keinginan orang tentang mengencangkan otot perut, satu ingin membentuk perutnya saja sehingga terlihat sixpack yang kedua ingin perut datar saja tapi memiliki otot perut yang sangat kuat. orang yg memiliki bentuk sixpack belum tentu memiliki otot perut yang kuat,mungkin keras iya tapi tidak untuk dikatakan kuat.

Untuk mendapatkan badan Six Pack, hal pertama yg palingg penting adalah motivasi. Dan usaha yang keras akan membuahkan hasil yg memuaskan, karna disiplin sangat diperlukan utk membentuk tubuh yg ideal.

Nah, latihan yang perlu dilakukan untuk membentuk badan SixPack tanpa pergi ke GYM adalah sebagai berikut:

1.      Sit up (Latihan untuk otot perut bagian atas)
Duduklah dikarpet lalu tekuklah kaki ,Silangkan tangan di dada. Kencangkan perut, lalu turunkan badan ke bawah, tahan sebentar, lalu kembali ke posisi semula. Jangan melakukan gerakan sampai punggung menyentuh lantai. Lakukan gerakan dengan perlahan dan terkontrol. Saat kembali ke posisi awal otot perut tetap dikencangkan dan rasakan tekanan pada otot perut saat posisi badan mendekati paha. Untuk repetisi sen bisa coba 15-50 kali tergantung berapa loe sanggup tapi untuk set I tidak usah terlalu banyak.

2.      Leg raises (Latihan untuk otot perut bagian bawah)
Berbaringlah di bangku datar dan tangan berpegangan pada ujung bangku dibelakang kepala anda. Dengan posisi kaki sedikit bengkok, angkat kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Tahan sebentar lalu perlahan kembali ke posisi semula. Usahakan agar kaki tidak menyentuh bangku.

3.      Side to side (Latihan untuk otot perut bagian samping)
Berdiri tegap dengan kedua tangan memegang dumbbell. Posisi tangan lurus di samping badan. Perlahan-lahan gerakkan tubuh ke kiri sampai otot samping perut merasakan tekanan. Tahan sebentar, kembali ke posisi awal. Perlahan-lahan gerakkan tubuh ke kanan sampai otot samping perut merasakan tekanan. Kembali ke posisi awal. Saat tubuh bergerak ke samping jaga agar tubuh tetap tegak dan tidak membungkuk atau condong ke depan.

4.      Jangan minum kalori anda
Ini sangatlah penting. Minuman berkalori sangat mudah dikonsumsi dan tanpa sadar anda sudah memasukkan banyak sekali gula dalam tubuh anda. Banyak orang merasa sudah melakukan diet ketat tetapi lupa pada minuman yang diminumnya setiap hari.
Beberapa minuman yang membawa segerobak gula adalah:
•    Minuman ringan/soda
•    Jus buah (buahnya sendiri mungkin sehat, tetapi campuran gulanya itu wow!)
•    Susu sapi murni
•    Berbagai produk minuman yang menggunakan susu seperti es krim, sundae.
Beberapa minuman yang disarankan adalah:
•    Air putih
•    Air putih
•    Sekali lagi Air putih
•    Ok green tea juga bagus, tanpa gula tentunya

“Hati hati jangan terlalu capek dan hindari beban terlalu berat, karena apabila terlalu berat bisa menyebabkan cedera pada pinggang”. Lakukan secara teratur aja 3 gerakan tersebut. Dan jangan lupa jaga pola makan anda (jangan terlalu banyak dan jangan pula terlalu sedikit), yang penting mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Perbanyak pula makan buah dan sayur....

Semoga bermanfaat!! [kaskus]

Kamis, 26 April 2012

Mengelola Rasa Cemburu


Kali ini kami akan mempublikasikan mengenai “Tips Mengelola Rasa Cemburu”. Wajar, jika rasa cemburu terkadang muncul dalam suatu hubungan cinta. Siapa yang tak pernah terbakar api cemburu? Tapi, sejauh mana cemburu bisa dikatakan berperan sebagai ‘bumbu penyedap’ hubungan Anda. Dan bagaimana jika cemburu itu berlebihan? Karena jika rasa cemburu tersebut berlebihan, maka rasa cemburu justru tersebut bisa mengancam hubungan Anda. Inilah 9  cara bagaimana mengelola rasa cemburu secara benar:

1.      Jangan Mengumbar Emosi.
Tidak mengumbar emosi dapat membuat rasa cemburu Anda tidak terasa ‘meledak-ledak’. Taburi perlahan-lahan hati Anda yang sedang dilanda cemburu dengan sikap tenang dan penuh pengertian. Komunikasikan dengan pasangan alasan yang membuat Anda cemburu. Jangan pendam perasaan tersebut karena hal itu dapat merembet ke masalah lain dalam rumah tangga Anda.

2.      Jangan Mencari Pelarian.
Bagaimana pun suasana hati Anda, termasuk ketika dilanda cemburu, tetaplah setia pada pasangan Anda. Jangan pernah mencoba untuk mencari pelarian masalah. Ingat, tidak ada yang mampu merusak cinta Anda, jika Anda memiliki kesetian yang tulus pada pasangan. Jadikanlah rasa cemburu Anda sebagai bukti bahwa masih ada cinta yng tumbuh bersemi di dalam hati Anda. Jangan merasa lelah untuk tetap setia pada pasangan. Anggaplah rasa cemburu sebagai perhentian agar lebih mendalami perasaan Anda terhadap pasangan.

3.      Komunikasi Tetap Berjalan.
Apapun yang terjadi dan sedang Anda rasakan, usahakan tetap berkomunikasi dengan pasangan. Dengan begitu, Anda tidak akan terus menerus curiga padanya. Jika Anda mampu menjaga komunikasi dengan baik, rasa cemburu bisa menjadi ‘bunga cinta’, bukan ‘bunga kecurigaan’ yang berbuah pahit dan busuk.

4.      Kenali Sifat Pasangan.
Kenali sifat dari your soulmate. Bisa jadi selama ini, meski telah hidup bersama dengan suami, ternyata Anda kurang mengenali siapa dirinya yang sebenarnya. Kondisi seperti ini akan menumpuk kecemburuan yang sifatnya merusak. Jangan biarkan berlarut-larut. Kanali apa kesukaan dan apa ketidaksukaan dari your soulmate, serta aktivitas sehari-hari di lingkungan kerjanya. Bila Anda berdua sama-sama sibuk, hal ini mutlak diperlukan. Jadi, untuk mencegah rasa cemburu yang berbuah petaka, kenali betul sifat pasangan Anda tersebut. Ungkapkan kecemburuan Anda, dengan tutur kata yang sesuai dengan sifat pasangan. Bila pasangan bersifat lembut, jangan Anda pancing dengan kalimat yang bervolume tinggi.

5.      Jangan Panik.
Kepanikan akan melunturkan cinta dan romantisme Anda dengan pasangan. Selain itu, kepanikan juga akan membuat pikiran menurun drastic hingga ke level negative. Pikiran, jiwa, maupun emosi Anda pun menjadi tidak rasional. Sedikit saja gossip menerpa pasangan, bukan tidak mungkin mengakibatkan Anda panic dan menghardik pasangan. Bisa jadi, kepanikan Anda berubah menjadi amarah yang menyebabkan Anda main tuduh. Jadi, bila Anda ditikam rasa cemburu yang mengganggu jiwa Anda, jangan panic! Kendalikan diri dan pikiran Anda. Mintalah penjelasan dari pasangan Anda, misalnya tentang kabar buruk yang selama ini beredar. Kepanikan dan kecemburuan tersebut jangan sampai membuat pasangan Anda merasa menjadi ‘tertuduh’. Lebih baik kuasai diri Anda saat cemburu, dan selesaikan masalah bersama pasangan.

6.      Jangan Cemas.
Kecemasan hanya akan membuat Anda tidak tenang. Mungkin kecemasan ini adalah hasil provokasi dari orang-orang tertentu yang menginginkan hubungan Anda dengan pasangan menjadi renggang. Bisa jadi mereka merasa iri melihat keharmonisan rumah tangga Anda. Karena itu, sekali lagi, komunikasi sangat diperlukan dalam membina hubungan.

7.      Bersedia Mendengarkan.
Lebih baik mendengarkan daripada menuntut untuk didengarkan. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah menerima argumentasi pasangan Anda yang masuk akal. Anda tidak akan terpancing untuk buru-buru menyanggah atau menuduh. Bila Anda mau lebih mendengarkan pasangan, Anda akan mendapat informasi yang lebih actual, lengkap dan bisa dipercaya. Anda tidak akan terpancing melontarkan pertanyaan-pertanyaan dari sumber-sumber tidak jelas di sekitar Anda. Bila Anda berdua saling percaya, penjelasan pasangan Anda sudah cukup untuk menyingkirkan kecemburuan Anda.

8.      Bersuka Cita.
Luapkan kegembiraan Anda sehari-hari bersama pasangan, nikmati dengan segenap cinta kasih. Mungkin Anda hanya merasa kurang diperhatikan untuk hal-hal kecil. Pupuk terus kebersamaan bersama pasangan Anda, dalam suka maupun duka. Syukurilah setiap waktu yang ada.

9.      Segera Lupakan Kesalahan Pasangan.
Jangan biarkan dendam atau emosi meluap-luap menguasai pikiran dan hati Anda ketika cemburu. Segera maafkan dan lupakan kesalahan pasangan bila dia telah minta maaf. Ketulusan melupakan kesalahannya akan membuat pasangan semakin menyayangi Anda.

Sekian dulu artikel yang dapat kami publikasikan. Semoga dapat bermanfaat bagi anda. Atas kunjungannya kami ucapkan terima kasih. Budayakan membaca


Senin, 23 April 2012

Informasi Syarat Dan Ketentuan SP

     Setelah tadi kami perwakilan dari masing-masing kelas untuk mengikuti sosialisasi mengenai SP (Semester Pendek) yang diselenggarakan pada hari Rabu, 18 April 2012 di E138. Berikut hasilnya:

1    .    Dalam SP ini terdapat mata kuliah Pendidikan Jasmani yang wajib diikuti oleh mahasiswa PGSD angkatan 2010.

2    .      Syaratnya harus sudah lunas uang perkuliahan semester 4.
Sebenarnya mata kuliah pendidikan jasmani kita dapat pada waktu semester 4 kemarin namun karena ruangan yang terbatas jumlahnya sehingga mata kuliah pendidikan jasmani baru bisa diselenggarakan pada saat SP ini. Jika uang perkuliahan semester 4 belum lunas kelihatannya anda tidak bisa melakukan siasat.

3    .      Ambil RMK bawa bukti pembayaran uang kuliah.
Untuk melakukan perwalian diharapkan setiap mahasiswa mengambil dulu RMK dengan menyerahkan bukti pembayaran uang kuliah. Jika bukti pembayaran sudah hilang/tidak ada maka ada alternatif untuk mencetak pada mesin alam di BARA. Dinyatakan lunas pada mesin Alam jika tagihan 0 (nol). Langkah selanjutnya pilih perintah cetak.

4    .      Perwalian dilakukan hari Jumat, 19 April 2012. Jam sesuai Wali Studi.

5    .      Siasat untuk angkatan 2010 hari senin, 23 April 2012 pukul ( 09.00 – 23.59).

6    .      Beban SKS min 2. 
Untuk bisa siasat mengambil mata kuliah Pend Jasmani anda harus memiliki beban SKS sebanyak 2 SKS. Jika SKS anda masih kurang (beban SKS 1) maka anda perlu menunggu dulu. Biar kaprogdi yang membukakan SKS tambahan atau ketua kelas yang mengurus hal tersebut. Anda sebagai mahasiswa tenang saja. Slalu diusahakan pasti bisa.

7    .      Beban SKS dapat diketahui dari page siasat dibawah tulisan (misal: Senin, 23 April 2012)
:: 292010XXX – XXX (FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN - S1 PGSD)
:: SEMESTER 3 TA 2011 - 2012
:: BEBAN SKS MAKSIMAL : 2 sks
Itu menunjukan bahwa beban SKS anda ada 2 SKS. Sehingga anda dengan mudah dapat mengambil mata kuliah Pend Jasmani.

8    .      Jika data dalam page siasat anda terdapat tulisan seperti ini:
:: 292010XXX – XXX (FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN - S1 PGSD)
:: SEMESTER 3 TA 2011 - 2012
:: BEBAN SKS MAKSIMAL : 1 sks
Maka anda perlu sabar untuk mendapat SKS tambahan. Itu dikarenakan adanya ganguan jaringan. Mungkin siang bisa dicek lagi. Klo sudah bisa, infokan ke teman” yang lain.

Cukup sekian Informasi Tentang Sosialisasi SP. Terima Kasih atas kebijaksanaan anda dalam memahami kemungkinan terjadinya gangguan dalam siasat.

Sumber : Kaprogdi PGSD UKSW

Sabtu, 14 April 2012

Pemikiran Budaya Filsafat Orang Jawa


Pemikiran Budaya Filsafat Orang Jawa

Kita yang sejatinya berasal dan dilahirkan serta memiliki orang tua dari tanah Jawa seharusnya mengetahui serta mengenal budaya para leluhur kita. Dari dulu sampai sekarang budaya jawa seringkali kita pahami sebagai budaya yang berasal dari daerah tengah dan timur Pulau Jawa. Tidak jarang setiap pemikiran mereka mengandung makna yang mendalam. Bahwa apa yang dipikirkan mereka tidak jauh dari kehidupan manusia. Budaya jawa sebagai salah satu aset budaya asli/orisinil Indonesia yang perlu dilestarikan oleh generasi penerusnya. Apabila masyarakat jawa yang mulai lupa akan budayanya hanya akan membuat hidupnya tanpa arah dan sangat sulit untuk mencapai kedamaian dan ketrentraman hidup.
Dalam sebuah filsafat jawa selalu ada keterkaitan antara budaya dengan agama. Oleh sebab itu tidak mengherankan bahwa awal mula masyarakat jawa sudah memiliki budaya lokal (budaya nenek moyang) yang kemudian setelah datangnya agama terjadi akulturasi antara budaya lokal dengan agama. Sehingga budaya dan agama melebur menjadi satu maka terciptalah sebuah tradisi atau adat istiadat bagi masyarakat jawa. Filsafat semacam itu perlu kita pelajari. Disini juga akan menelusuri budaya yang ada dalam masyarakat Jawa. Acap kali sering mendengar budaya jawa erat kaitannya dilestarikan oleh orang kejawen.

A.     Falsafah Jawa
Orang Jawa tidak dapat memisahkan mitos dalam kehidupan mereka . Oleh sebab itu, kita telaah dan akan  coba menguraikan tentang orang jawa dan latar belakang yang ikut mewarnai pemikiran mereka dalam menafsirkan sebuah kehidupan ini. 

B.      Orang Jawa
Yang dimaksud orang Jawa oleh Magnis-Susebno adalah orang yang bahasa ibunya bahasa Jawa dan merupakan penduduk asli bagian tengah dan timur pulau Jawa.
Berdasarkan golongan sosial, orang Jawa dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1.      Wong cilik (orang kecil) terdiri dari petani dan mereka yang berpendapatan rendah.
2.      Kaum Priyayi terdiri dari pegawai dan orang-orang intelektual.
3.      Kaum Ningrat gaya hidupnya tidak jauh dari kaum priyayi.
Selain dibedakan golongan sosial, orang Jawa juga dibedakan atas dasar keagamaan dalam dua kelompok yaitu:
  1. Jawa Kejawen yang sering disebut abangan yang dalam kesadaran dan cara hidupnya ditentukan oleh tradisi Jawa pra-Islam. Kaum priyayi tradisional hampir seluruhnya dianggap Jawa Kejawen, walaupun mereka secara resmi mengaku Islam. 
  2. Santri yang memahami dirinya sebagai Islam atau orientasinya yang kuat terhadap agama Islam dan berusaha untuk hidup menurut ajaran Islam. 
              C.      Pandangan Hidup Orang Jawa
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelumnya semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Pusat yang dimakusd disini dalam pengertian ini adalah yang dapat memberikan penghidupan, kesimbangan, dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung dengan dunia atas.
Pandangan orang Jawa yang demikian biasa disebut Kawula lan Gusti, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir itulah manusia menyerahkan diri selaku kawula terhadap gustinya.
Sebagian besar orang Jawa termasuk dalam golongan bukan muslim santri yaitu yang telah mencampurkan beberapa konsep dan cara berpikir Islam dengan pandangan asli mengenai alam kodrati dan alam adikodrati. Niels Mulder mengatakan bahwa pandangan hidup merupakan suatu abstraksi dari pengalaman hidup. Pandangan hidup adalah sebuah pengaturan mental dari pengalaman hidup yang kemudian dapat mengembangkan suatu sikap terhadap hidup.
Ciri pandangan hidup orang Jawa adalah realitas yang mengarah kepada pembentukan kesatuan numinus antara alam nyata, masyarakat, dan alam adikodrati yang dianggap keramat. Orang Jawa bahwa kehidupan mereka telah ada garisnya, mereka hanya menjalankan saja. Dasar kepercayaan Jawa atau Javanisme adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini pada hakekatnya adalah satu atau merupakan kesatuan hidup. Javanisme memandang kehidupan manusia selalu terpaut erat dalam kosmos alam raya. Dengan demikian kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan pengalaman- pengalaman yang religius.
Alam pikiran orang Jawa merumuskan kehidupan manusia berada dalam dua kosmos (alam) yaitu makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan pandangan hidup terhadap alam semesta yang mengandung kekuatan supranatural dan penuh dengan hal-hal yang bersifat misterius. Sedangkan mikrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan pandangan hidup terhadap dunia nyata. Tujuan utama dalam hidup adalah mencari serta menciptakan keselarasan atau keseimbangan antara kehidupan makromos dan mikromos.

D.     Keseimbangan Dalam Kehidupaan
Dalam makrokosmos pusat alam semesta adalah Tuhan. Alam semesta memiliki hirarki yang ditujukan dengan adanya jenjang alam kehidupan orang Jawa dan adanya tingkatan dunia yang semakin sempurna (dunia atas - dunia manusia - dunia bawah). Alam semesta terdiri dari tiga arah utama ditambah satu pusat yaitu Tuhan yang mempersatukan dan memberi keseimbangan.
Sikap dan pandangan tehadap dunia nyata (mikrokosmos) adalah tercermin pada kehidupan manusia dengan lingkungannya, susunan manusia dalam masyarakat, tata kehidupan manusia sehari-hari dan segala sesuatu yang nampak oleh mata. Dalam menghadapi kehidupan manusia yang baik dan benar didunia ini tergantung pada kekuatan batin dan jiwanya.
Bagi orang Jawa, pusat di dunia ada pada raja dan karaton, Tuhan adalah pusat makrokosmos sedangkan raja adalah perwujudan Tuhan di dunia sehingga dalam dirinya terdapat keseimbangan berbagai kekuatan alam. Jadi raja adalah pusat komunitas di dunia seperti halnya raja menjadi mikrokosmos dari Tuhan dengan karaton sebagai kediaman raja. karaton merupakan pusat keramat kerajaan dan bersemayamnya raja karena raja merupakan sumber kekuatan-kekuatan kosmis yang mengalir ke daerah dan membawa ketentraman, keadilan dan kesuburan.

E.      Kegiatan religius orang Jawa Kejawen
Menurut kamus bahasa Inggris istilah kejawen adalah Javanism, Javaneseness; yang merupakan suatu cap deskriptif bagi unsur-unsur kebudayaan Jawa yang dianggap sebagai hakikat Jawa dan yang mendefinisikannya sebagai suatu kategori khas. Javanisme yaitu agama besarta pandangan hidup orang. Javanisme yaitu agama besarta pandangan hidup orang Jawa yang menekankan ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan, sikap menerima terhadap segala peristiwa yang terjadi sambil menempatkan individu di bawah masyarakat dan masyarakat dibawah semesta alam.
Niels Mulder memperkirakan unsur-unsur ini berasal dari masa Hindu-Budha dalam sejarah Jawa yang berbaur dalam suatu filsafat, yaitu sistem khusus dari dasar bagi perilaku kehidupan. Sistem pemikiran Javanisme adalah lengkap pada dirinya, yang berisikan kosmologi, mitologi, seperangkat konsepsi yang pada hakikatnya bersifat mistik dan sebagainya yang anthropologi Jawa tersendiri, yaitu suatu sistem gagasan mengenai sifat dasar manusia dan masyarakat yang pada gilirannya menerangkan etika, tradisi, dan gaya Jawa. Singkatnya Javanisme memberikan suatu alam pemikiran secara umum sebagai suatu badan pengetahuan yang menyeluruh, yang dipergunakan untuk menafsirkan kehidupan sebagimana adanya dan rupanya. Jadi kejawen bukanlah suatu kategori keagamaan, tetapi menunjukkan kepada suatu etika dan gaya hidup yang diilhami oleh cara berpikir Javanisme.
Sebagian besar dari masyarakat Jawa adalah Jawa Kejawen atau Islam abangan, dalam hal ini mereka tidak menjalani kewajiban-kewajiban agama Islam secara utuh misalnya tidak melakukan sembayang lima waktu, tidak ke mesjid dan ada juga yang tidak berpuasa di saat bulan Ramadhan. Dasar pandangan mereka adalah pendapat bahwa tatanan alam dan masyarakat sudah ditentukan dalam segala seginya. Mereka menganggap bahwa pokok kehidupan dan status dirinya sudah ditetapkan, nasibnya sudah ditentukan sebelumnya jadi mereka harus menanggung kesulitan hidupnya dengan sabar. Anggapan-anggapan mereka itu berhubungan erat dengan kepercayaan mereka pada bimbingan adikodrati dan bantuan dari roh nenek moyang yang seperti Tuhan sehingga menimbulkan perasaan keagamaan dan rasa aman.
Kejawen dapat diungkapkan dengan baik oleh mereka yang mengerti tentang rahasia kebudayaan Jawa, dan bahwa kejawen ini sering sekali diwakili yang paling baik oleh golongan elite priyayi lama dan keturunan-keturunannya yang menegaskan adalah bahwa kesadaran akan budaya sendiri merupakan gejala yang tersebar luas dikalangan orang Jawa. Kesadaran akan budaya ini sering kali menjadi sumber kebanggaan dan identitas kultural. Orang-orang inilah yang memelihara warisan.
Keagamaan orang Jawa Kejawen ditentukan oleh kepercayaan mereka pada berbagai macam roh-roh yang tidak kelihatan yang dapat menimbulkan bahaya seperti kecelakaan atau penyakit apabila mereka dibuat marah atau penganutnya tidak hati-hati. Untuk melindungi semuanya itu, orang Jawa kejawen memberi sesajen atau caos dahar yang dipercaya dapat mengelakkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dan mempertahankan batin dalam keadaan tenang. Sesajen yang digunakan biasanya terdiri dari nasi dan aneka makanan lain, daun-daun bunga serta kemenyan.
Contoh kegiatan religius dalam masyarakat Jawa, khususnya orang Jawa Kejawen adalah puasa atau siam. Orang Jawa Kejawen mempunyai kebiasaan berpuasa pada hari-hari tertentu misalnya Senin-Kamis atau pada hari lahir, semuanya itu merupakan asal mula dari tirakat. Dengan tirakat orang dapat menjadi lebih tekun dan kelak akan mendapat pahala. Orang Jawa kejawen menganggap bertapa adalah suatu hal yang penting. Dalam kesusastraan kuno orang Jawa, orang yang berabad-abad bertapa dianggap sebagai orang keramat karena dengan bertapa orang dapat menjalankan kehidupan yang ketat ini dengan disiplin tinggi serta mampu manahan hawa nafsu sehingga tujuan-tujuan yang penting dapat tercapai. Kegiatan orang Jawa kejawen yang lainnya adalah meditasi atau semedi. Menurut Koentjaraningrat, meditasi atau semedi biasanya dilakukan bersama-sama dengan tapabrata (bertapa) dan dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap keramat misalnya di gunung, kuburan, ruang yang dikeramatkan dan sebagainya. Pada umumnya orang melakukan meditasi adalah untuk mendekatkan atau menyatukan diri dengan Tuhan.

F.       Spiritualitas Jawa
Sejak jaman awal kehidupan Jawa (masa pra Hindu-Buddha), masyarakat Jawa telah memiliki sikap spiritual tersendiri. Telah disepakati di kalangan sejarawan bahwa, pada jaman jawa kuno, masyarakat Jawa menganut kepercayaan animisme-dinamisme. Yang terjadi sebenarnya adalah: masyarakat Jawa saat itu telah memiliki kepercayaan akan adanya kekuatan yang bersifat: tak terlihat (gaib), besar, dan menakjubkan. Mereka menaruh harapan agar mendapat perlindungan, dan juga berharap agar tidak diganggu kekuatan gaib lain yang jahat (roh-roh jahat) (Alisyahbana, 1977).
Hindu dan Buddha masuk ke pulau Jawa dengan membawa konsep baru tentang kekuatan-kekuatan gaib. Kerajaan-kerajaan yang berdiri memunculkan figur raja-raja yang dipercaya sebagai dewa atau titisan dewa. Maka berkembanglah budaya untuk patuh pada raja, karena raja diposisikan sebagai ‘imam’ yang berperan sebagai pembawa esensi kedewataan di dunia (Simuh, 1999). Selain itu berkembang pula sarana komunikasi langsung dengan Tuhan (Sang Pemilik Kekuatan), yaitu dengan laku spiritual khusus seperti semedi, tapa, dan pasa (berpuasa).
Jaman kerajaan Jawa-Islam membawa pengaruh besar pada masyarakat, dengan dimulainya proses peralihan keyakinan dari Hindu-Buddha ke Islam. Anggapan bahwa raja adalah ‘Imam’ dan agama ageming aji-lah yang turut menyebabkan beralihnya agama masyarakat karena beralihnya agama raja, disamping peran aktif para ulama masa itu. Para penyebar Islam “para wali dan guru-guru tarekat” memperkenalkan Islam yang bercorak tasawuf. Pandangan hidup masyarakat Jawa sebelumnya yang bersifat mistik (mysticism) dapat sejalan, untuk kemudian mengakui Islam-tasawuf sebagai keyakinan mereka.
Spiritual Islam Jawa, yaitu dengan warna tasawuf (Islam sufi), berkembang juga karena peran sastrawan Jawa yang telah beragama Islam. Ciri pelaksanaan tasawuf yang menekankan pada berbagai latihan spiritual, seperti dzikir dan puasa, berulang kali disampaikan dalam karya-karya sastra. Petikan serat Wedhatama karya K.G.A.A. Mangku Negara IV: Ngelmu iku kalakone kanthi laku. Lekase lawan kas, tegese kas nyamkosani. Setya budya pangekese dur angkara (Pupuh Pucung, bait I).  Artinya: Ngelmu (ilmu) itu hanya dapat dicapai dengan laku (mujahadah), dimulai dengan niat yang teguh, arti kas menjadikan sentosa. Iman yang teguh untuk mengatasi segala godaan rintangan dan kejahatan.(Mengadeg, 1975).
Di sini ngelmu lebih dekat dengan ajaran tasawuf, yaitu ilmu hakikat / ilmu batin, karena dijalani dengan mujahadah / laku spiritual yang berat (Simuh, 1999). Dalam masyarakat Jawa, laku spiritual yang sering dilakukan adalah dengan tapa, yang hampir selalu dibarengi dengan pasa (berpuasa).

G.     Puasa dalam Masyarakat Jawa
Pada saat ini terdapat bermacam-macam jenis puasa dalam masyarakat Jawa. Ada yang sejalan dengan fiqih Islam, namun banyak juga yang merupakan ajaran guru-guru kebatinan ataupun warisan jaman Hindu-Buddha. Kata pasa (puasa) hampir dapat dipertukarkan dengan kata tapa (bertapa), karena pelaksanaan tapa (hampir) selalu dibarengi pasa.
Di antara macam-macam pasa / tapa, beberapa dituliskan di bawah ini:
* Pasa di bulan pasa (ramadhan) sama dengan puasa wajib dalam bulan ramadhan. Sebelumnya, akhir bulan ruwah (sya’ban ) dilakukan mandi suci dengan mencuci rambut
  1. tapa mutih = hanya makan nasi selama 7 hari berturut-turut
  2. tapa mutih berpantang = makan garam, selama 3 hari atau 7 hari
  3. tapa ngrawat = hanya makan sayur selama 7 hari 7 malam
  4. tapa pati geni = memakai api (geni) selama sehari-semalam
  5. tapa ngebleng = tidak makan dan tidak tidur selama 3 hari 3 malam
  6. tapa ngrame = siap berkorban/menolong siapa saja dan kapan saja
  7. tapa ngéli = menghanyutkan diri di air (éli = hanyut)
  8. tapa mendem = menyembunyikan diri (mendem)
  9. tapa kungkum = menenggelamkan diri dalam air
  10. tapa nggantung = menggantung di pohon
  11. dan masih banyak lagi jenis lainnya seperti tapa ngidang, tapa brata, dll.
Untuk memahami makna puasa menurut budaya Jawa, perlu diingat beberapa hal. Pertama, dalam menjalani laku spiritual puasa, tata caranya berdasarkan panduan guru-guru kebatinan, ataupun lahir dari hasil penemuan sendiri para pelakunya. Sedangkan untuk mengetahui sumber panduan guru-guru kebatinan, kita harus melacak tata cara keyakinan pra Islam-Jawa. Kedua, ritual puasa ini sendiri bernuansa tasawuf/mistik. Sehingga penjelasannya pun memakai sudut pandang mistis dengan mengutamakan rasa dan mengesampingkan akal/nalar. Ketiga, dalam budaya mistik Jawa terdapat etika guruisme, di mana murid melakukan taklid buta pada Sang Guru tanpa menonjolkan kebebasan untuk bertanya. Oleh karena itu, interpretasi laku spiritual puasa dalam budaya Jawa tidak dilakukan secara khusus terhadap satu jenis puasa, melainkan secara umum.
Sebagai penutup, dapatlah kiranya dituliskan interpretasi laku spiritual puasa dalam budaya Jawa yaitu:
  • 1Puasa sebagai simbol keprihatinan dan praktek asketik.
Ciri laku spiritual tapa dan pasa adalah menikmati yang tidak enak dan tidak menikmati yang enak, gembira dalam keprihatinan. Diharapkan setelah menjalani laku ini, tidak akan mudah tergoda dengan daya tarik dunia dan terbentuk pandangan spiritual yang transenden. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa pasa bertujuan untuk penyucian batin dan mencapai kesempurnaan ruh.
  • 2Puasa sebagai sarana penguatan batin.
Dalam hal ini pasa dan tapa merupakan bentuk latihan untuk menguatkan batin. Batin akan menjadi kuat setelah adanya pengekangan nafsu dunia secara konsisten dan terarah. Tujuannya adalah untuk mendapat kesaktian, mampu berkomunikasi dengan yang gaib-gaib (Tuhan ataupun makhluk halus).
Interperetasi pertama dan kedua di atas acapkali berada dalam satu pemaknaan saja. Hal ini karena pandangan mistik yang menjiwainya, dan berlaku umum dalam dunia tasawuf. Dikatakan oleh Sayyid Husein Nasr, ”Jalan mistik sebagaimana lahir dalam bentuk tasawuf adalah salah satu jalan di mana manusia berusaha mematikan hawa nafsunya di dalam rangka supaya lahir kembali di dalam Ilahi dan oleh karenanya mengalami persatuan dengan Yang Benar” (Nasr, 2000).
  • 3 Puasa sebagai ibadah.
Bagi orang Jawa yang menjalankan syariat Islam. puasa seperti ini dijalankan dalam hukum-hukum fiqihnya. Islam yang disadari adalah Islam dalam bentuk syariat, dan kebanyakan hidup di daerah santri dan kauman.
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendakNYA. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas. Pandangan orang Jawa yang demikian biasa disebut Manunggaling Kawula Lan Gusti, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir, yaitu manusia menyerahkan dirinya selaku kawula terhadap Gustinya. Puncak gunung dalam kebudayaan Jawa dianggap suatu tempat yang tinggi dan paling dekat dengan dunia diatas, karena pada awalnya dipercayai bahwa roh nenek moyang tinggal di gunung-gunung.

H.     Ajaran Filsafat Jawa
Banyak ajaran filsafat yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa diambil contoh misalnya tentang etika, logika dan estetika. Etika mempelajari tingkah laku danperbuatan manusia yang dilakukan dengan sadar. Ucapan serta hati nurani manusia dilihat dari kacamata baik-buruk. Etika mengajarkan tentang moral kesusilaan. Etika menunjukkan bagaimana norma yang baik dan bagaimana manusia hidup menurut norma tersebut. Apa tantangan yang dihadapi oleh manusia dan bagaimana pula menjawabnya. Singkat kata, selama ada manusia yang berbuat baik, maka di situ pula nilai etika tetap berlaku (Sunoto, 1982: 12). Dengan mempelajari etika sebagai cabang filsafat orang dapat memetik buah yang berharga bagi diri dan kehidupannya.
Logika adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika mengajarkan agar manusia berfikir secara teratur dan runtut serta sistematik agar dapat mengambil kesimpulan yang benar. Di dalam kehidupan sehari-hari orang selalu mengambil kesimpulan. Agar dapat mengambil kesimpulan yang benar, maka alat yang digunakan juga harus tepat. Alat tersebut dapat diperoleh dalam ilmu logika. Karena logika berisi tuntunan agar dalam mengambil kesimpulan mendasarkan diri atas hukum-hukum tertentu. Dengan cara mempelajari hukum-hukum tersebut orang akan dapat mengemukakan pendapatnya serta menyimpulkan dengan tertib, benar, teratur dan logis. Hal ini akan nampak dalam diskusi, dialog, tukar pendapat, tulis menulis, seminar dan lokakarya. Mempelajari logika sebagai salah satu cabang filsafat akan besar manfaatnya.
Estetika adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan tentang keindahan. Estetika disebut juga filsafat keindahan atau filsafat seni. Dalam rangka membentuk manusia idaman dan pentingnya nilai estetika, maka Plato mengemukakan pendapatnya agar musik menjadi salah satu mata pelajaran. Salah satu mata kuliah yang dianggap penting oleh Cassiodorus adalah rethorica yaitu seni berpidato. Sepanjang sejarah umat manusia bidang seni selalu tampil dalam kehidupan dan berperan dalam berbagai kegiatan. Nyanyian, lukisan, bahasa dan pakaian ikut berperanan dalam berbagai kegiatan manusia, baik yang bersifat profan maupun sakral. Nilai seni ternyata sangat berguna bagi manusia dalam melakukan kegiatan hidup sehari-hari.
Menurut filsafat Jawa, kesempurnaan hidup manusia dihayati dengan seluruh totalitas cipta-rasa-karsa. Manusia sempurna telah menghayati dan mengerti awal akhir hidupnya. Orang sering menyebut mulih mula mulanira atau meninggal. Manusia telah kembali dan manunggal dengan penciptanya, manunggaling kawula Gusti. Manusia sempurna memiliki kawicaksanan dan kemampuan mengetahui peristiwa-peristiwa di luar jangkauan ruang dan waktu atau kawaskithan. Dalam pandangan filsafat universal, hakikat kebenaran semata-mata berorientasi pada aktifitas olah cipta. Sedangkan dalam filsafat Jawa, hakikat kebenaran lebih berorientasi kepada olah rasa, yaitu sari rasa jati - sarira sajati, sari rasa tunggal - sarira satunggal. Berpangkal tolak dari ketajaman spiritual tingkat tinggi ini, maka filsafat Jawa dapat mengantarkan seseorang menjadi pribadi adimanusiawi. Segala hal yang berkaitan dengan owah gingsiring jaman dipandang dalam perspektif batiniah yang benerpener dan genep-genah.
Hakikatnya kehidupan selalu menjadi refleksi bagi orang Jawa, sebagaimana ungkapan sumusup ing rasa jati, menyelam dalam esensi kebenaran. Tujuan orang Jawa melakukan refleksi kefilsafatan adalah untuk mengetahui sangkan paraning dumadi, yaitu asal mula dan akhir kehidupan. Dalam kitab Jawa Klasik, kerap diulas secara sistematis mengenai berpikir yang mengarah kepada orientasi manunggaling kawula gusti, dengan harapan diperolehnya suasana tentram lahir batin. Kitab Negara Kertagama, Wulangreh, Wedhatama dan Sabda Jati merupakan wahana orang Jawa untuk menuangkan pemikiran kefilsafatan.
Dalam struktur tata kefilsafatan Jawa dikenal istilah “cipta rasa karsa”. Cipta merujuk kepada struktur logika yang berupaya untuk memperoleh nilai kebenaran. Rasa merujuk kepada struktur estetika yang berupaya untuk memperoleh nilai keindahan. Karsa merujuk kepada struktur etika yang berupaya untuk memperoleh nilai kebaikan. Cipta-rasa-karsa, logika etika estetika. dan kebenaran-keindahan-kebaikan merupakan satu kesatuan yang dapat membuat kehidupan menjadi selaras, serasi dan seimbang seperti prasapa Sultan Agung dalam Serat Sastra Gendhing : mangasah mingising budi, memasuh malaning bumi. Sebuah tertib sosial yang didukung oleh hubungan harmonis antara jagad gumelar (makrokosmos) dan jagad gumulung (mikrokosmos).
Kebijaksanaan dalam kehidupan yang dilandasi logika - etika - estetika, cipta - rasa - karsa, kebenaran - kebaikan – keindahan, dalam filsafat Jawa akan bersemayam dalam sanubari jalmapinilih, pethingane manungsa, pitatane dumadi. Manusia berjiwa agung, yang tidak kaget atas segala perubahan sosial, karena dirinya sudah pana pranaweng kapti, tan samar pamoring suksma, sinuksmaya winahya ing ngasepi. Hatinya selalu terang benderang. Pambukane warana, sinimpen telenging kalbu, tarlen saking liyep-layaping aluyup. Layar kesadarannya akan memantulkan aura kewibawaan. Itulah intisari ajaran filsafat Jawa.
Sehingga setelah menelaah dan mempelajari filsafat jawa. Patutnya sebagai generasi penerus dapat mengilhami ajaran-ajaran yang terkandung dalam budaya Jawa serta melestarikan budaya Jawa supaya di kehidupan ini masyarakat jawa memiliki podeman perilaku yang sesuai dengan adat istiadat. Dan tidak lupa perlu diingat bahwa didunia ini masih ada dunia lain (yang sifatnya gaib) sehingga perlu menghargai yang gaib itu.

Daftra Pusataka
Abbas Hamami, 1997. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : UGM.
Ardhani, 1995. Pemikiran KGPA Mangkunegoro IV. Semarang : Dahara Prize.
Bakker, 1984. Filsafat Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.
Ciptoprawiro, 1986. Filsafat Jawa. Jakarta : Balai Pustaka.
Fudyartanta, 1974. Kearifan Timur. Yogyakarta : Andi Ofshet.
Jayasubrata, 1917. Babad Tanah Jawi. Semarang : Van Dorp.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka.
Mudhofir, 1988. Kamus Filsafat. Yogyakarta : Liberty.
Poedjawijatna, 1983. Filsafat dan Etika Tingkah Laku. Jakarta : Sinar Harapan.
Simuh. 1988. Mistik Islam Kejawen Ranggawarsita: Suatu Studi T erhadap Serat Wirid Hidayat Jati. Jakarta: UI Press.
Suyamto, 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahana Prize.

Modul Pembelajaran Anak SD

    Kali ini kami (Mahasiswa PGSD RS 10 E UKSW) akan mempublikasikan hasil dari kegiatan teman - teman dalam membuat modul pembelajaran bagi anak SD. Modul pembelajaran yang dibuat berdasarkan kurikulum KTSP. Sehingga dalam pembuatan modul pembelajaran ini teman - teman mengacu pada Silabus dan RRP yang terdapat dalam Kurikulum KTSP. Berikut ini hasilnya:

292010119  -  Dian Aprianto
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010120  -  Doby Eka Hikmawan Pratrisna
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010121  -  Ferry Yusufa Hindrawan
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010122  -  Nanang Herianto
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010123  -  Dwi Ratri Pusparini
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010124  -  Esti Pratiwi
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download

292010125  -  Tri Kristanto
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010126  -  Daddiq Laksana Tiar Wijaya
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010127  -  Azhar Sulistiyoni
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010128  -  Nia Yaniati
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download

292010130  -  Dhokhma Fitriani
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010131  -  Bhakti Prayogo
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download


292010132  -  Martha Emerina
Silabus  -  Download
RPP      -  Download
Modul   -  Download



292010133  -  Wirma Tya Indriani
Silabus  -  Download
RPP      - 
Modul   -  


292010134  -  Martha Yulianingsih
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  


292010135  -  Keffas Novitaningrum
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  


292010136  -  Bagus Prasodjo
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  



292010137  -  Natalia Zefiany
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  


292010138  -  Wiwik Utaminingsih
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  


292010139  -  Reza Masardi
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  


292010140  -  Uniyarti
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  


292010141  -  Dwi Waluyo Jati
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -  


292010142  -  Novita Ayu Rahmawati
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   - 
292010143  -  Sylviana Andriani
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -
292010144  -  Pujik Wijayanti
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -
292010145  -  Candra Firdinan Wibawati
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -
292010146  -  Sri Haryati R.
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -
292010324  -  Maria Rosella
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -
292010325  -  Evi Yulita
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -
292010326  -  Adrianus Ardi
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -
292010330  -  Kresna Adi Chandra
Silabus  - 
RPP      - 
Modul   -